Feed: newsindonesiatoday.blogspot.com
  Posted on: Thursday, April 04, 2013 15:41
  Author: newsindonesiatoday.blogspot.com
  Subject: Presiden Diminta Bubarkan Tim Investigasi TNI  
|      TEMPO.CO, Kupang -    Forum Komunikasi Antar-Umat Beragama (FKUB) Nusa Tenggara Timur (NTT)    meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membubarkan tim investigasi TNI    yang sedang mengusut kasus penyerangan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan,    Sleman, Yogyakarta. "Kami minta Presiden    bubarkan tim investigasi TNI karena tidak independen dan objektif. Mengapa    harus TNI yang melakukan investigasi," kata Ketua FKUB NTT Romo Agus    Pareira kepada Tempo, Kamis, 4 April 2013. Pernyataan itu    disampaikan FKUB usai menggelar pertemuan dengan keluarga korban penyerangan    LP Cebongan. Pertemuan juga dihadiri lima tokoh agama di NTT. "Keluarga    LP Cebongan menuntut keterlibatan FKUB untuk mendorong penyelesaian kasus    tersebut secara tuntas,” ujar Romo Agus. Romo Agus menegaskan,    FKUB juga meminta Presiden SBY untuk membentuk tim gabungan pencari fakta    (TGPF) yang dipimpin langsung oleh Presiden SBY untuk mengungkap pelaku    maupun dalang di balik kasus yang melanggar perikemanusiaan itu. FKUB juga mendesak    Gubernur dan DPRD NTT segera membentuk tim independen untuk membantu    menyelesaikan kasus ini. "Pemerintah daerah harus membantu memulihkan    tekanan terhadap warga NTT di Yogyakarta," ucap Romo Agus. Menurut Romo Agus, aksi    sweeping terhadap warga NTT di Yogyakarta masih terus berlangsung. Ini merupakan    tindakan represif yang bisa menimbulkan ancaman secara fisik dan psikis    sehingga warga NTT di Yogyakarta tidak bisa beraktivitas. "Kami    menyesalkan aksi sweeping itu karena mengancam warga NTT di sana    (Yogyakarta)," tuturnya. Kasus LP Cebongan,    menurut Romo Agus, adalah kejahatan kemanusiaan karena terjadi pembantaian    terhadap empat anak NTT yang ditahan di LP tersebut. "Pihak keluarga    juga kecewa karena opini yang dibentuk justru menyudutkan korban,"    katanya. Perhatian warga NTT    terhadap kasus tersebut juga mulai menurun yang diduga akibat opini buruk    terhadap para korban. Padahal, pada awal kejadian hingga penjemputan jenazah    para korban dihadiri ribuan orang. "Keluarga takut isunya akan hilang    karena ada isu baru yang muncul. Maka kami mendorong agar kasus ini tetap    jadi perhatian serius," ujar Romo Agus. Empat putra NTT, yakni    Deky Sahetapi, Dedi Chandragalaja, Adi Rohi Riwu, dan Juan Manbait menjadi    korban penembakan di LP Cebongan. Keempatnya ditahan di LP tersebut karena    diduga terlibat pembunuhan terhadap anggota Kopasus di Hugo's Kafe. YOHANES SEO  |    
FACEBOOK COMMENT by JETZTKAUFEN.INFO - best online store